‘’Awalnya, Kami Musuhan!’’ (Lebih Dekat Dengan Repvblik Band)
Saturday, 11. August 2007, 15:52:26
Grup band asal Bogor ini masih terbilang seumur jagung dalam belantika musik tanah air. Usia mereka pun masih belia. Awal tahun 2007 lalu, personil yang dikawangi Rury (Vokal), Hexa (Gitar), Ei (Gitar), Tyar (Piano), Lavy (Bass), dan Uchiel (Drum) meluncurkan album perdana dengan titel album “Punya Arti”. Tak dinyana, pendatang baru dengan hits “Hanya Ingin Kau Tahu” ini mampu menembus chart number one di sejumlah radio tanah air.
Band yang resmi terbentuk 24 Maret 2004 dan bermarkas di kota Bogor ini adalah kumpulan para jawara festival di Pulau Jawa. Lantaran band masing-masing dilanda kevakuman, mereka pun saling bersinergi dengan sebuah jiwa nasionalisme, anak-anak muda yang masih bertatus mahasiswa ini mengusung nama REPVBLIK.
Bersama wartawan expose (E) Mulyadi, REPVBLIK (R) berbagi cerita di Kantor Redaksi expose, sebelum konser perdana mereka di Kota Makassar dalam rangkaian launching Majalah expose di Atrium Mall Panakkukang, akhir Maret 2007.
(E) : Story-kan dong pembentukan band kalian
(R) : Sebenarnya, kami itu dulu musuhan. Setiap personil masing-masing memiliki band dan bersaing pada setiap festival yang dihelat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung. Pokoknnya, masing-masing band tampil se-perfect mungkin. Nah, seiring waktu, band dari setiap personil dilanda kevakuman. Akhirnya, kami pun saling bertemu dan sepakat membentuk band baru yang namanya Repvblik dengan tujuan bikin album dan masuk dapur rekaman.
(E) : Kenapa sih make’ nama Repvblik? Apa mau bikin negara dalam negara? He..he…
(R) : Secara harfiah, Re itu artinya sesuatu yang baru, sedangkan publik itu adalah masyarakat. Jadi, kami ingin memberi sesuatu yang baru buat masyarakat. Sebenarnya, kami ini memiliki background yang sarat perbedaan. Ada yang berasal dari Provinsi Sumatra Barat, Jawa, Sulawesi dan Ambon. Begitupun dengan warna musik. Ada yang jazz, rock, R&B dan pop. Ternyata, perbedaan itu melahirkan yang namanya Republik.
(E) : Dalam kata Repvblik, Kok huruf U diganti dengan V?
(R) : Emang. Kami make’ huruf V dengan sebuah makna kemenangan atau victorian. Intinya, titel album kami sudah menggambarkan kalau keberadaan kami di dunia musik punya arti
(E) : Maksudnya…?
(R) : Di dalam sepuluh lagu itu punya arti masing-masing bagi setiap personil. Begitupun dengan desain cover. Dan mudah-mudahan memiliki arti bagi penikmat musik. Jadi, atas dasar itulah kami memberi titel album perdana kami “Punya Arti”.
(E) : Warna musik kalian sangat berbeda. Bagaimana sih menyatukan hal tersebut?
(R) : Perjuangannya cukup panjang. Yang pasti, kami sepakat menyatukan visi misi untuk masuk dapur rekaman, dengan mengikuti pasar agar bisa dikomersilkan dengan aliran pop, karena pop adalah musik penengah diantara musik-musik yang lain.
(E) : Bagi Repvblik, makna musik itu seperti apa?
(R) : Musik itu ungkapan hati dan perasaan untuk berekpresi. Begitupun untuk merebut hati perempuan he..he…he....
(E) : Sebagai band pendatang baru, album perdana kalian cukup mendapat respon yang baik dari penikmat musik. Bagaimana anda menjaga eksistensi tersebut?
(R) : Pada dasarnya, kami terinspirasi oleh band-band senior yang telah melegenda hingga sekarang, misalnya The Beatles, Koes Plus, Queen. Jadi kami melihat kekompakan dan solidaritas mereka hingga tetap eksis. Hal lainnya, jenis musik yang kami usung adalah pop yang kompleks dan pastinya akan berubah sesuai zaman dan realitas. Intinya tetap solid dan berkarya dengan jujur dan memberikan yang terbaik untuk mendengar.
(E) : Salah satu hal yang membuat perpecahan dalam grup band adalah persoalan perempuan. Bagaimana anda menyikapi hal tersebut?
(R) : Intinya ada pada komunikasi. Jika itu melanda pada kami, pasti kami akan menyelesaikannya secara lebih terbuka dan jujur. Bila ada yang mau ‘nikung’, ya harus ngomong. Yang salah mengaku salah, dan begitupun dengan sebaliknya.
(E) : Yakin…?
(R) : Kami tetap optimis. Gagal atau tidak, tetap optimis.
(E) : Band sangat identik dengan drugs. Tanggapannya…
(R) : Alhamdulillah. Meskipun tubuh kami ceking, tapi no drugs (minuman keras dan obat-obat terlarang – red). Jika ada waktu lowong, kami membuat pengajian keliling di rumah masing-masing. Selain itu, tetap ada orangtua di belakang kami yang selalu mengontrol dan mengingatkan, untuk tidak berbuat hal yang negatif.
(E) : Kesan konser perdana di Makassar
(R) : Senang banget karena masyarak